About

Sabtu, 18 Februari 2017

Pengertian Dan bentuk bentuk hadist




PENGERTIAN DAN BENTUK - BENTUK HADIST
Tugas Mata KuliahStudiAL Hadits





DosenPengajar
As’adUmar,Lc.,M.HI

Di SusunOleh:
Ahmad Samsuri(1596144020)
KuniAnisataAini(1596144031)
Hamisah(1596144033)

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARY
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
2016






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Al Quran dan hadits merupakan pedoman bagi seluruh umat islam di dunia yang mengatur kehidupan mereka. “Aku tinggalkan dua warisan,selama kedua-duanya kamu pegang teguh maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Al-qur`an dan Sunah Rasulnya (hadits) " itulah perkataan nabi untuk seluruh umat manusia. Banyak diantara kita yang mungkin terjadi kesalahpahaman dalam menyebutkan tentang apakah itu yang dinamakan hadits. Dalam makalah ini kami akan menjabarkan tentang pengertian hadits serta macam-macam hadits yang ada. Karena hadis merupakan sumber pokok kedua dari ajaran Islam, maka hadis- hadis yang dijadikan dasar untuk melaksanakan ajaran Islam haruslah yang sahih dan autentik, bukan hadis yang lemah, apalagi palsu. Untuk mengetahui otentisitas dan tingkat validitas hadis tersebut diperlukan suatu penelitian yang cermat, terutama meriwayatkannya. Memahami pengertian hadits dan bentuk-bentuknya merupakan suatu ilmu yang penting dipelajari oleh setiap muslim. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan pengertian dan bentuk-bentuk hadis.

1.2       Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Hadits ?
2.      apakah Pengertian Sunnah, Khabar, Dan Atsar?
3.      Bagaimana Bentuk-bentuk Hadist ?
4.      Apakah Hadits Qudsi
5.      Bagaimana Persamaan dan perbedaan antara hadits qudsi dan hadit snabawi?
6.      Apakah Perbedaan al-quran dengan hadit squdsi ?

1.3       Tujuan Masalah
1.      Mengetahui Pengertian Hadist.
2.      Mengetahui Pengertian Sunnah, Khabar, Dan Atsar
3.      Mengetahui bentuk-bentuk hadits.
4.      mengetahui Hadits Qudsi
5.      mengetahui Persamaan danperbedaan antara hadits qudsi dan hadits nabawi
6.      mengetahui apakah Perbedaan al-quran dengan hadit squdsi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Hadits
1.      Pengertian hadits secara etimologis Menurut Ibn Manzhur, kata ‘hadis ‘ berasal daribahasa arab, yaitu al-hadist,  jamaknya al-Ahadist , al-Hadistan dan al-hudtsan. Secara etimologis , kata ini memiliki banyak arti, di antaranya al-jadid (yang baru) lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita.
Dalam Al-Quran, kata hadistinidigunakansebanyak 23 kali. Berikutcontohnya:
a. KomunikasiReligius : risalahatau Al-Quran Allah Ta’alamenurunkansecarabertahaphadits(risalah) yang paling baik (yaitu) dalambentukkitab (Q.S. Az-Zumar [39]:23
b. Kisah tentang suatu watak sekuler atau umum Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokan ayat Kami, tinggalkanlah mereka sehingga membicarakan hadis (perkataan) yang lain.
c.       Kisah historis Apa bilatelah sampai kepadamu hadis (kisah) musa?

d.      Kisah kontemporer atau percakapan
ketika nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri istrinya suatu hadis (kisah).(Q.S Attahrim [66]:3)
2.      Pengertian Hadits Secara Terminologi
Secara terminologis, paraulama, baik muha ditsin, fuqaha, atau punulamaushul, merumuskan pengertian hadits secara berbeda-beda. Perbedaan pandangan tersebut lebih disebabkan oleh terbatas dan luasnya objek tinjauan masing-masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada aliranilmu yang di dalaminya.Ulamak hadis mendefinisikan hadis sebagai berikut :“Segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW, baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun halihwal Nabi.” Adapun menurut istilah parafuquha, hadisadalah:“Segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkutpaut dengan masalah-masalah fardhu atau wajib.”
Perbedaan pandangan tersebut kemudian melahirkan dua macam pengertian hadis, yakni pengertian terbatas dan pengertian luas .pengertia nhadis secara terbatas bagaimana dikemukakan oleh fumhur  Al-Muhadisina dalah Sesuatu yang dinisbatkan kepada nabi SAW.baik berupa perkataan,perbuatan,pernyataan (taqrir) dansebagainya
Adapun pengertian hadis secaraluas,bagaimana dikatakan Muhammad Mahfudz At-Tirmidzi, adalah sesungguhnya hadis bukan hanya dimarfukan kepada Nabi Muhammad SAW.,melainkan dapat pula disebut pada yang mauquf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya darisahabat) dan maqthu’(dinisbatkan pada perbuatan dan sebagainya dari tabiin).

2.2  PengertianSunnah, Khabar, Dan Atsar
1.         PengertianSunnah
Menurutbahasa, Sunnahadalah :jalan yang dilalui, baikterpujiatautercela. Kalaumenurutistilah, sunnahatauhaditsadalah : hal-hal yang berasaldariNabi Muhammad Saw, baikberupaperkataan, perbuatan, penetapanmaupunsifatbeliau, baikberupasifatfisik, moral, maupunperilakusebelumbeliaumenjadiNabimaupunsesudahnya.
2. PengertianKhabar
Khabar :warta (berita) yang di sampaikandariseseorangkepada orang lain.
3. PengertianAtsar
Atsar :bekassesuatu (sisa) sesuatu.
Para fuqahamemakaiistilahatsaruntukperkataan-perkataanulamasalaf, sahabat, tabi’indan lain-lain.

2.3  Bentuk – bentukhadis
Bentuk-bentukhaditsterbagipadaqauli (perkataan), fi’li (perbuatan), taqrir (ketetapan), hammi (keinginan), ahwali (halihwal), danlainnya.
1.      Haditsqauli
Haditsqauliadalahsegalabentukperkataan, atauucapan yang disandarkankepadaNabi SAW, dengan kata lain, hadisqauliadalahberupaperkataan yang berisiberbagaituntutandanpetunjuk, peristiwa, syara’, dankisah, baik yang berkaitandenganaspekaqidah, syari’atmaupunakhlak.
2.      HaditsFi’li
Haditsfi’liadalahsegalaperbuatan yang disandarkankepadaNabi SAW.DalamhaditstersebutterdapatberitatentangperbuatanNabi SAW, yang menjadianutanperilakuparasahabatpadasaatitudanmenjadikeharusanbagisemuaumat Islam untukmengikutinya.
3.      HaditsTaqriri
HaditstaqririadalahsegalaketetapanNabiterhadapapa yang datang/ di lalukanolehparasahabatnya. Nabi SAW membiarkanataumendiamkansuatuperbuatan yang dilakukanolehparasahabatnya, tanpamemberikanpenegasan, apakahbeliaumembenarkanataumempermasalahkannya.
4.      HaditsHammi
HaditsHammi :hadits yang berupakeinginan/hasratNabi SAW yang belumdirealisasikan, seperti: hasratberpuasatanggal 9 ‘Asyura.
5.      HaditsAhwali
Haditsahwali: hadits yang berupahalihwalNabi SAW yang tdktermasukkedalamkategorikeempatbentukhaditsdiatas.hadis yang termasukkatagoriiniadalahhadis-hadis yang menyangkutsifat-sifatdankepribadian ,sertakeadaanfisiknabi SAW

2.4  HaditsQudsi
Haditsqudsisecarabahasaaberasaldari kata qadusa, yaqdusu, qudsan, artinyasuciataubersih.Jadi, haditsqudsisecarabahasaadalahhadits yang suci.Secaraterminologi, terdapatbanyakdefinisidenganredaksi yang berbeda-beda.Meskipundemikian, dapatditarikkesimpulanbahwahaditsqudsiadalahsegalasesuatu yang diberitakan Allah SWT kepadaNabi SAW, selain Al-Quran yang redaksinyadisusunolehNabi SAW.
2.5  Persamaandanperbedaanantarahaditsqudsidanhaditsnabawi
1.      Persamaannyayaitu : antarahaditsqudsi&haditsnabawisama-samabersumberdari Allah SWT.Kalau
2.      perbedaannyayaitu : haditsnabawidinisbatkankepadaRasul Saw dandiriwayatkandaribeliau, sedangkanhaditsqudsidinisbatkankepada Allah SWT &Rosul Saw hanyamenceritakandanmeriwayatkandari Allah SWT.

2.6  Perbedaan al-qurandenganhaditsqudsi
Berikutiniperbedaanya :
1.   Al-Quran Al-Karimadalahkalam Allah SWT yang menantang&mukjizat yang abadihinggahariakhir, sedangkanhaditsqudsitidakdigunakanuntukmenantang&tidak pula untukmukjizat.
2.   Al-Quran Al-Karimhanyadinisbatkanuntuk Allah SWT, sedangkanhaditsqudsiterkadangdiriwayatkandengandisandarkankepada Allah SWT &kadangjugadisandarkankepadaRasulullah Saw.
3.   Seluruhisi Al-Quran dinukilsecaramutawatirsehinggakepastainyasudahmutlak, sedangkanhadistqudsikebanyakanadalahkabarahadkepastiannyamerupakandugaan
4.   Al-Quran Al-Karimdari Allah, baiklafadzmaupunmaknanya&merupakanwahyu Allah, sedangkanhaditsqudsiitumaknanyasajadari Allah &lafadznyadariRasulullah Saw.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1       Penutup
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.      
Bentuk-bentuk hadits terbagi pada qauli (perkataan), fi’li (perbuatan), taqrir (ketetapan), hammi (keinginan), ahwali (hal ihwal), dan lainnya.
3.2       Saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baik dan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan. Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.



DAFTAR PUSTAKA
M. AgusSolahudin, AgusSuyadi, UlumulHadis, Bandung: PustakaSetia, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar